Kamis, 26 Desember 2013

Satuan Operasi Sortasi dan Grading



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penanganan pascapanen Bahan Hasil Pertanian ( BHP ) harus dilakukan dengan baik dan benar agar  BHP dapat  sampai  kepada  tangan  konsumen  dengan  kualitas yang baik pula. Salah satu BHP yang banyak disoroti di Indonesia adalah kopi. Kopi merupakan komoditas yang tidak asing lagi bagi Indonesia, hal ini dapat dilihat dari ketergantungan sebagian besar masyarakat Indonesia akan komoditas ini sebagai komoditas yang diprioritaskan. Tidak heran jika hampir tiap waktu kopi selalu menjadi sorotan baik dari segi kualitas ataupun kuantitasnya. Setiap kota atau daerah di Indonesia pada umumnya mempunyai pusat industri kopi, karena hampir semua masyarakat Indonesia menyukai kopi. Pusat industri kopi merupakan daerah yang menjadi transaksi pembelian dan penjualan kopi. Pembelian dilakukan setelah dilakukan pengiriman dari daerah-daerah untuk ditampung sementara. Sedangkan penjualan dilakukan setelah produk yang dibeli tersebut mengalami perubahan sebagai perwujud dan nilai tambah melalui perbaikan kualitas dengan rekayasa teknologi, seperti pengemasan, pensortiran, grading dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dari BHP adalah dengan  perlakuan pascapanen yakni sortasi dan grading. Dalam praktikum kali ini proses sortasi dan grading akan di uji cobakan terhadap komoditas kopi guna menilai kualitas dari kopi tersebut.


1.2  Tujuan
·         Pengenalan bermacam macam alat sortasi dan grading, khususnya untuk bahan dan biji-bijian.
·         Melakukan tindakan pengawasan mutu bahan dengan cara uji fisik dan kimia.

BAB II
TINJAUN PUSTAKA

Sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik ( kadar air, bentuk, ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing/ kotoran ), kimia ( komposisi bahan, bau dan rasa ketengikan ) dan biologis ( jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan pertanian berbentuk bijian ). Ada dua macam proses sortasi, yaitu sortasi basah dan sortasi kering. Sortasi basah dilakukan pada saat bahan masih segar. Proses ini untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya dari simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, maka bahan-  bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak,serta pengotoran lainnya harus dibuang. Hal tersebut dikarenakan tanah merupakan salah satu sumber  mikroba yang potensial. Sehingga, pembersihan tanah dapat mengurangi kontaminasi mikroba pada bahan obat. Sedangkan sortasi kering pada dasarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuannya untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran lain yang masih tertinggal pada simplisia kering. Sortasi dapat dilakukan dengan atau secara mekanik (Anonim, 1985). Adapun tujuan Sortasi antara lain :
a) Untuk memperoleh simplisia yang dikehendaki, baik kemurnian maupun kebersihannya (Widyastuti, 1997).
b) Memilih dan memisahkan simplisia yang baik dan tidak cacat.
c) Memisahkan bahan yang masih baik dengan bahan yang rusak akibat kesalahan panen atau serangan patogen, serta kotoran berupa bahan asingyang mencemari tanaman obat (Santoso, 2009).
d) Memperoleh kualitas yang lebih baik dan seragam (baik bahan mentah maupun produk akhir yang dihasilkan)
e)  Memberikan standarisasi dan perbaikan-perbaikan cara pengolahannya
f) Menawarkan beberapa kualitas kepada konsumen dengan harga yang sesuai dengan kualitasnya.
Pada dasarnya, penyortiran bahan tanaman obat dilakukan sesuai dengan jenis simplisia yang akan digunakan. Hal tersebut dikarenakan perlakuan terhadap setiap jenis simplisia berbeda. Berikut ini adalah beberapa contoh batasanpenyortiran terhadap beberapa simplisia :
a)      Simplisia daun
Yang diambil adalah daun yang berwarna hijau muda sampai tua. Yang dibuang  adalah daun yang  berwarna  kuning  atau  kecoklatan.
b)  Simplisia bunga
Misal pada simplisia bunga Srigading, yang dibuang adalah tangkai bungadan daun yang terikut saat panen (Widyastuti,1997).
c)  Simplisia buah
Misal pada buah kopi, sortasi buah dilakukan untuk memisahkan buah yang superior ( masak, bernas, seragam ) dari buah inferior ( cacat, hitam, pecah,   berlubang dan terserang hama/penyakit ). Kotoran seperti daun, ranting, tanahdan kerikil harus dibuang, karena dapat merusak mesin pengupas. Pada simplisia buah Adas, buah yang sudah kering dipisahkan dari tangkainya dengan cara memukul batang atau tangkai buah sehingga buah adas lepas ( Widyastuti,1997 ).
d) Simplisia rimpangBiasanya, pada simplisia rimpang seringkali jumlah akar yang melekat pada rimpang terlampau besar, sehingga harus dibuang (Anonim, 1985).
Grading adalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen atau berdasarkan nilai komersilnya. Sortasi dan grading berkait erat dengan  tingkat  selera  konsumen suatu produk  atau  segmen pasar yang akan dituju dalam pemasaran suatu produk. Terlebih apabila yang akan dituju adalah segmen pasar tingkat menengah ke atas dan atau segmen pasar luar negeri. Kegiatan sortasi dan grading sangat menentukan apakah suatu produk laku pasar atau tidak.Pada kegiatan grading, penentuan mutu hasil panen biasanya didasarkanpada kebersihan produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna, bentuk, kematangan, kesegaran, ada atau tidak adanya serangan/ kerusakan oleh penyakit, adanya kerusakan oleh serangga, dan luka/ lecet oleh faktor mekanis. Pada usaha budidaya tanaman, penyortiran produk hasil panenan dilakukan secara manual, yaitu menggunakan tangan. Sedang grading dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mesin penyortir. Grading secara manual memerlukan tenaga yang   terampil dan terlatih, dan bila hasil panen dalam jumlah besar akan memerlukan lebih banyak tenaga kerja ( Anonim, 1985 ).















BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1  Alat dan bahan.
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain :
·         Ayakan dengan ukuran 7,5 mm, 6,5 mm dan 5,5 mm
·         Timbangan
Adapun bahan yang digunakan adalah kopi beras asalan sebanyak 10 kg.
3.2  Prosedur kerja
Menghitung rendemen kopi L,M dan S
-          Timbang kopi sebanyak 1 kg
-          Pisahkan dengan ayakan 7,5 mm, 6,5 mm, dan 5,5 mm.
-          Timbang berat masing-masing kelompok, dimana ukuran L adalah kopi yang tertaham di saringan 7,5 mm. ukuran M adalah kopi yang lolos saringan 7,5 tertahan pada saringan ukuran 6,5 mm dan S adalah kopi yang lolos ayakan ukuran 6,5 mm.
Menghitung kadar kotoran
-          Timbang sampel kopi asalan sebanyak 100 gram contoh kopi, lalu amati dan timbang :
Benda asing                            = seperti serangga, tangkai, krikil, daun, pasir, tanah.
Kopi beras ada lobang            = kopi beras yang didalam air  akan terapung.
Kopi beras tidak ada lobang hama = kopi beras yang dalam air melayang atau tenggelam.



Sortasi berdasarkan nilai cacat
-          Kopi beras yang akan disortasi menggunakan ayakan getar dipisahkan berdasarkan nilai cacat
Timbang setiap kelompok hasil pemisahan berdasarkan nilai cacat
Hitung rendemen setiap kelompok kopi beras













BAB IV
HASIL
4.1.Hasil pengamatan
1.      Pengamatan pemisahan kopi beras berdasarkan ukuran
Berat awal       : 500 gr

Berat kopi
%
Kopi tertahan di ayakan 7,5 mm ( L )
250 gr
50 %
Kopi tertahan di ayakan 6,5 mm ( M )
247 gr
49,4 %
Banda asing
3
0,6 %

2.      Pengamatan pemisahan kopi beras berdasarkan berat
Berat awal       : 100 gr

Jenis Kopi
Berat
%
Kopi terapung
19 gr
13 %
Kopi tenggelam
104 gr
104 %
Kopi melayang
1 gr
1 %
Benda asing
-
-


3.      Pengamatan hasil sortasi secara manual berdasarkan nilai cacat

No.
Jenis Kopi
Nilai Cacat
Berat
%
1
Kopi Ukuran L
Kopi hitam
12 gr
11,88 %
2

Kopi pecah
20 gr
19,80 %
3

Kopi belang
9 gr
8,91 %
4

Kopi berlubang
8 gr
7,92 %
5

Kopi muda
-
-

1
Kopi Ukuram M
Kopi hitam
89 gr
56,68 %
2

Kopi pecah
20 gr
12,73 %
3

Kopi belang
-
-
4

Kopi belang
4 gr
2,54 %
5

Kopi muda
-
-


No.
Jenis Kopi
Berat
%
1
Bagus basah
91 gr
77,11 %
2
Hitam basah
27 gr
22,88 %
3
Bagus kering
274 gr
2,74%
4
Hitam kering
89 gr
0,89%

Data semua kelompok

Hasil pengamatan pemisahan kopi beras berdasarkan ukuran
Hasil Pengamatan Kopi

Berat
kel 1
kel 2
kel 3
kel 4
kel 5
kel 6
kel 7
Kopi tertahan di ayakan 7,5
275
280
279
231
319
250
269
Kopi tertahan di ayakan 6,5
222
215
123
269
186
247
201
Kopi lolos ayakan
-
-
-
-
-
-
-
benda asing
3
3
4
4
6
3
2


Hasil pengamatan pemisahan kopi bersa berdasarkan berat
Hasil Pengamatan Kopi
Berat
kel 1
kel 2
kel 3
kel 4
kel 5
kel 6
kel 7
Kopi terapung
13
12
3
10
5
13
9
Kopi melayang
-
-
-
-
-
1
-
Kopi tenggelam
108
130
116
106
0,9
104
110
Benda aing
-
5
3
-
5
-
-

Hasil Pengamatan Kopi
Berat
kel 1
kel 2
kel 3
kel 4
kel 5
kel 6
kel 7
Kopi Basah Hitam
63
62
93
47
-
27
47
Kopi Basah Bagus
58
63
29
73
186
91
63

Hasil Pengamatan Kopi
Berat
kel 1
kel 2
kel 3
kel 4
kel 5
kel 6
kel 7
Kopi Kering Hitam
85
94
46
77

89
64
Kopi Kering Bagus
312
302
354
310
319
274
336
Hasil Pengamatan
Nilai Cacat
Berat Kopi
kel 1
kel 2
kel 3
kel 4
kel 5
kel 6
kel 7
Kopi L







Kopi Hitam
33
3
32
25
13
12
26
Kopi Pecah
15
28
7
17
55
20
15
Kopi Belang
40
12
14
4
139
9
9
Kopi Ber;ubang
20
25
3
7
-
8
13
Kopi Muda
35
-
1
4
-
-
8
Kopi Bagus
133
190
254
183
-
107
-








Kopi M







Kopi Hitam
28
26
18
43
18
89
33
Kopi Pecah
15
22
4
14
18
80
19
Kopi Belang
16
9
5
10
3
-
3
Kopi Ber;ubang
8
8
6
8
4,6
4
5
Kopi Muda
-
-
3
-
-
-
20
Kopi Bagus
55
56
105
94
-
157
-












BAB V
PEMBAHASAN

Dilihat dari hasil pengamatan pemisahan kopi berdasarkan ukuran kopi yang dimasukkan ke dalam ayakan 7,5 mm kopi yang didapat 275 gram, di ayakan 6,5 mm kopi yang didapat 222 gram, pada ayakan 5,5 tidak ada kopi yang lolos, dan benda asing sebanyak 3 gram sehingga jumlah keseluruhan 500 gram.
Pada pemisahan kopi berdasarkan berat atau daya apung, kopi dengan berat 100 gram dimasukkan ke dalam air dan dihitung berat dari setiap criteria yang diambil, pada praktikum ini criteria yang digunakan yaitu kopi terapung 13 gram, kopi yang melayang tidak ada, kopi yang tenggelam 108 gram dan benda asing tidak ada. Penambahan berat kopin terjadi karena air sudah meresap kedalam kopi.
Pemisahan berdasarkan nilai cacat pada praktikum ini cukup rumit karena praktikan memilah satu persatu kopi yang digunakan sebagai bahan praktikum. Kopi yang disortasi adalah kopi yang tertahan di ayakan 7,5 mm ( L ) dan 6,5 mm ( M ), kriteria atau nilai cacat yang diambil sebagai berikut : untuk yang L = kopi hitam 33 gram, kopi pecah 15 gram, kopi belang 40 gram, kopi berlubang 20 gram, kopi muda 35 gram, dan kopi yang masih bagus 133 gram. Untuk yang M = kopin hitam 28 gram, kopi pecah 15 gram, kopi belang 16 gram, kopi berlubang 8 gram, kopi muda tidak ada dan kopi bagus 55 gram.tau adanya criteria- criteria yang dig
Dari semua hasil pengamatan dapat dilihat terjadinya pengkelasan atau adanya criteria- criteria yang digunakan maupun dihasilkan dari setiap proses sortasi. Hal ini tentu sesuai dengan defenisi atau fungsi dari sortasi yaitu proses pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik ( kadar air, bentuk, ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing/ kotoran ), kimia ( komposisi bahan, bau dan rasa ketengikan ) dan biologis ( jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan pertanian berbentuk bijian ).
BAB VI
KESIMPULAN

·         Jika membicarakan alat yang digunakan pada praktikum untuk melakukan sortasi dan grading pada kopi masih dibilang sederhana alat yang digunakan yaitu ayakan dengan 3 tipe ukuran 7,5 mm, 6, mm dan 5,5 mm. Selebihnya dilakukan dengan manual atau dengan menyortir kopi secara langsung.
·         Untuk melakukan tindakan pengawasan mutu bahan dengan cara uji fisik dan kimia dilakukan dengan sortasi dan grading yaitu kalau cara uji fisik berdasarkan karakteristik fisik (kadar air, bentuk, ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing/kotoran), kimia (komposisi bahan, bau dan rasa ketengikan) dan biologis (jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan pertanian berbentuk bijian)








DAFTAR PUSTAKA

·         Anonim. 1985.  Sortasi Dan Pengecilan Ukuran Partikel . Diakses   melalui http://siskhana.blogspot.com, ( 26 November 2012 ).
·         Dewi, M.K.Kemala. 2008. Proses Cleaning, Sortasi, Grading Dan Size Reduction Pada  Buah  Apel. Diakses pada 26 November 2012.
·         Sutrisno, dkk. Pengembangan Teknologi Pasca Panen. Diakses pada 26 Novenber 2012.
·         Widyastuti, Yuli. 1997. Penanganan  Hasil  Panen Tanaman  Obat  Komersial. Trubus Agriwidya, Semarang.